kacamata desi
Jumat, 17 Februari 2012
Judul Penelitian Bahasa Tugas TIK
Judul Penelitian yang Berkaitan dengan TIK:
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP
Permasalahan :
Kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII SMP pada dasarnya masih rendah. Rendahnya kemampuan tersebut disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan selama inii belum dapat membantu siswa secara maksimal. Metode yang digunakan selama ini hanya menggunakan metode ceramah atau bercerita. Dalam hal ini, guru membaca buku cerita selanjutnya siswa menulis karangan narasi berdasarkan informasi yang telah mereka dengar. Dengan metode ini siswa tidak dapat menggali
informasi sebanyak-banyaknya karena hanya mengandalkan indera pendengaran. Dari situasi tersebut peneliti menawarkan media audio visual untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi. Dengan media ini siswa akan mendapatkan informasi lebih banyak dan lebih mudah karena media ini menyajikan informasi dalam bentuk gambar dan suara.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan mengenai segala hal yang akan diteliti tidak meluas. Selain itu, pembatasan masalah sangat penting agar pembahasan dalam penelitian ini dapat lebih fokus, terarah, dan mendalam. Pembahasan masalah dalam penelitiqan ini dibatasi hanya pada pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII SMP
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini ada tiga masalah yang perlu dibahas.
1. Bagaimana implementasi pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas VII SMP ?
2. Apakah siswa dapat menguasai materi dengan baik setelah mengikuti pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan memanfaatkan media audio visual?
3. Bagaimana persepsi dan kesan siswa terhadap pemanfaatan media audio
visual untuk untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi?
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP
Permasalahan :
Kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII SMP pada dasarnya masih rendah. Rendahnya kemampuan tersebut disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan selama inii belum dapat membantu siswa secara maksimal. Metode yang digunakan selama ini hanya menggunakan metode ceramah atau bercerita. Dalam hal ini, guru membaca buku cerita selanjutnya siswa menulis karangan narasi berdasarkan informasi yang telah mereka dengar. Dengan metode ini siswa tidak dapat menggali
informasi sebanyak-banyaknya karena hanya mengandalkan indera pendengaran. Dari situasi tersebut peneliti menawarkan media audio visual untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi. Dengan media ini siswa akan mendapatkan informasi lebih banyak dan lebih mudah karena media ini menyajikan informasi dalam bentuk gambar dan suara.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan mengenai segala hal yang akan diteliti tidak meluas. Selain itu, pembatasan masalah sangat penting agar pembahasan dalam penelitian ini dapat lebih fokus, terarah, dan mendalam. Pembahasan masalah dalam penelitiqan ini dibatasi hanya pada pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII SMP
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini ada tiga masalah yang perlu dibahas.
1. Bagaimana implementasi pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas VII SMP ?
2. Apakah siswa dapat menguasai materi dengan baik setelah mengikuti pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan memanfaatkan media audio visual?
3. Bagaimana persepsi dan kesan siswa terhadap pemanfaatan media audio
visual untuk untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi?
RPP Tugas TIK
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMP/MTs :
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Topik : Describing people
Aspek : Menulis
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Standar Kompetensi :
Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana yang berkaitan dengan lingkungan terdekat.
Kompetensi Dasar :
Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan lingkungan terdekat.
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu untuk membuat teks untuk menggambarkan seseorang dalam bentuk short personal letter (e-mail).
Indikator
1. Siswa mampu menguasai beberapa kosa kata yang berhubungan dengan describing people.
2. Siswa mampu mengidentifikasi gambar dengan menjawab beberapa pertanyaan, seperti Who is s/he?; What is her/his job?; and How does s/he look like?
3. Siswa mampu melengkapi wacana pendek berdasarkan jawaban pertanyaan sebelumnya.
4. Siswa mampu membuat sebuah surat pribadi pendek tentang memperkenalkan dirinya dan menggambarkan seseorang berdasarkan gambar yang diberikan.
Materi Pembelajaran
1. Kosa kata yang diperlukan untuk menggambarkan seseorang.
2. Gambar berbagai orang terkenal. (terlampir)
3. Surat elektronik pribadi. (terlampir)
Karakter Siswa yang Diharapkan
• Dapat dipercaya
• Rasa hormat dan perhatian
• Tanggung jawab
Metode Pembelajaran
Three-phase techniques
Langkah-langkah Kegiatan
A. Kegiatan Awal (5 menit)
Apersepsi
1. Guru memberi salam.
2. Berdoa bersama sebelum memulai pelajaran.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa.
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Motivasi
5. Guru menjelaskan pentingnya menguasai materi mengenai Describing People.
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi (5 menit)
1. Siswa berinteraksi antarsiswa, guru, lingkungan, dan sumber belajar lain mengenai materi yang berhubungan dengan Describing People.
2. Guru memberikan pertanyaan awal kepada siswa:
a. Tell me about your classmate.
b. Is s/he beautiful or handsome?
c. What does s/he look like?
3. Guru menunjukkan beberapa gambar yang berhubungan dengan describing people.
Elaborasi
Kegiatan 1: untuk memenuhi indikator 1. (10 menit)
Guru Siswa
1. Menunjukkan gambar-gambar untuk membantu siswa memahami kosa kata yang berhubungan dengan topic.
2. Mengecek pemahaman siswa terhadap kosa kata yang baru dijelaskan dengan cara menunjuk ke gambar dan meminta siswa untuk menyebutkan dalam bahasa Inggris.
3. Meminta siswa untuk mencocokkan antara petunjuk yang diberikan dengan gambar. 1. Memperhatikan slide show dan bertanya jika ada kesulitan.
2. Menyebutkan gambar yang dimaksud dengan kosa kata bahasa Inggris.
3. Mencocoki petunjuk dengan gambar yang tersedia.
Kegiatan 2: untuk memenuhi indikator 2-3. (15 menit)
Guru Siswa
1. Meminta siswa menjawab pertanyaan berdasarkan gambar yang diberikan. 1. Menjawab pertanyaan secara tertulis.
2. Meminta siswa memilih salah satu gambar dan menuangkan jawaban-jawaban pertanyaan berdasarkan gambar tersebut ke dalam sebuah paragraf. 2. Memilih salah satu gambar dan menuangkan jawaban-jawaban pertanyaan berdasarkan gambar tersebut ke dalam sebuah paragraph.
Kegiatan 3: untuk memenuhi indikator 4. (25 menit)
Guru Siswa
1. Meminta siswa untuk menulis surat sahabat pena yang menjelaskan tentang identitas siswa tersebut dan artis kesukaannya yang didapat secara acak dan memonitor mereka. 1. Menulis surat sahabat pena yang menjelaskan tentang identitas siswa tersebut dan artis kesukaannya yang didapat secara acak
Konfirmasi (5 menit)
Guru Siswa
1. Meminta salah satu siswa membacakan suratnya didepan kelas dan memberikan umpan balik kepada semua siswa. 1. Membaca nyaring surat tersebut di depan kelas dan mendapatkan umpan balik.
C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Guru menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.
2. Guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam.
Sumber Belajar : http://www.talkeasy.co.uk/link/materials/esl11.html dan berbagai artikel yang berasal dari www.google.co.id yang diakses pada 9 agustus 2011
Penilaian
Aspek Penilaian Point Nilai
Spelling 0-5 kesalahan spelling 50
6-10 kesalahan spelling 45
11-15 kesalahan spelling 40
15-20 kesalahan spelling 35
> 20 kesalahan spelling 30
Total
Grammar 0-5 grammar errors 50
6-10 grammar errors 45
11-15 grammar errors 40
16-20 grammar errors 35
> 20 grammar errors 30
Total
LAMPIRAN
Practice 1
WHO AM I? Listen to your teacher. Match the clues to the pictures.
1. An oval face with fair complexion.
2. A square face with dark eyes.
3. A round face with black hair and dark eyes.
4. A square face with brown hair and brown eyes.
5. A square face with dark complexion and dark eyes.
Practice 2
Answer these following questions based on the picture. Then arrange a paragraph based on the answers. Number one is an example.
1. Who is he?
2. What is his job?
3. What does he look like?
Example:
1. He is Morgan Sm*sh.
2. He is a singer.
3. He has an oval face with fair complexion. He has small and dark eyes. He has black, short, and straight hair.
Practice 3
Choose a picture of PRACTICE 2. Then write a letter to a pen pal in the world.
Practice 4
Write a letter to a pen pal in the world. Tell him/her about yourself and your favorite artist/singer too.
SMP/MTs :
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Topik : Describing people
Aspek : Menulis
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Standar Kompetensi :
Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana yang berkaitan dengan lingkungan terdekat.
Kompetensi Dasar :
Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan lingkungan terdekat.
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu untuk membuat teks untuk menggambarkan seseorang dalam bentuk short personal letter (e-mail).
Indikator
1. Siswa mampu menguasai beberapa kosa kata yang berhubungan dengan describing people.
2. Siswa mampu mengidentifikasi gambar dengan menjawab beberapa pertanyaan, seperti Who is s/he?; What is her/his job?; and How does s/he look like?
3. Siswa mampu melengkapi wacana pendek berdasarkan jawaban pertanyaan sebelumnya.
4. Siswa mampu membuat sebuah surat pribadi pendek tentang memperkenalkan dirinya dan menggambarkan seseorang berdasarkan gambar yang diberikan.
Materi Pembelajaran
1. Kosa kata yang diperlukan untuk menggambarkan seseorang.
2. Gambar berbagai orang terkenal. (terlampir)
3. Surat elektronik pribadi. (terlampir)
Karakter Siswa yang Diharapkan
• Dapat dipercaya
• Rasa hormat dan perhatian
• Tanggung jawab
Metode Pembelajaran
Three-phase techniques
Langkah-langkah Kegiatan
A. Kegiatan Awal (5 menit)
Apersepsi
1. Guru memberi salam.
2. Berdoa bersama sebelum memulai pelajaran.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa.
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Motivasi
5. Guru menjelaskan pentingnya menguasai materi mengenai Describing People.
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi (5 menit)
1. Siswa berinteraksi antarsiswa, guru, lingkungan, dan sumber belajar lain mengenai materi yang berhubungan dengan Describing People.
2. Guru memberikan pertanyaan awal kepada siswa:
a. Tell me about your classmate.
b. Is s/he beautiful or handsome?
c. What does s/he look like?
3. Guru menunjukkan beberapa gambar yang berhubungan dengan describing people.
Elaborasi
Kegiatan 1: untuk memenuhi indikator 1. (10 menit)
Guru Siswa
1. Menunjukkan gambar-gambar untuk membantu siswa memahami kosa kata yang berhubungan dengan topic.
2. Mengecek pemahaman siswa terhadap kosa kata yang baru dijelaskan dengan cara menunjuk ke gambar dan meminta siswa untuk menyebutkan dalam bahasa Inggris.
3. Meminta siswa untuk mencocokkan antara petunjuk yang diberikan dengan gambar. 1. Memperhatikan slide show dan bertanya jika ada kesulitan.
2. Menyebutkan gambar yang dimaksud dengan kosa kata bahasa Inggris.
3. Mencocoki petunjuk dengan gambar yang tersedia.
Kegiatan 2: untuk memenuhi indikator 2-3. (15 menit)
Guru Siswa
1. Meminta siswa menjawab pertanyaan berdasarkan gambar yang diberikan. 1. Menjawab pertanyaan secara tertulis.
2. Meminta siswa memilih salah satu gambar dan menuangkan jawaban-jawaban pertanyaan berdasarkan gambar tersebut ke dalam sebuah paragraf. 2. Memilih salah satu gambar dan menuangkan jawaban-jawaban pertanyaan berdasarkan gambar tersebut ke dalam sebuah paragraph.
Kegiatan 3: untuk memenuhi indikator 4. (25 menit)
Guru Siswa
1. Meminta siswa untuk menulis surat sahabat pena yang menjelaskan tentang identitas siswa tersebut dan artis kesukaannya yang didapat secara acak dan memonitor mereka. 1. Menulis surat sahabat pena yang menjelaskan tentang identitas siswa tersebut dan artis kesukaannya yang didapat secara acak
Konfirmasi (5 menit)
Guru Siswa
1. Meminta salah satu siswa membacakan suratnya didepan kelas dan memberikan umpan balik kepada semua siswa. 1. Membaca nyaring surat tersebut di depan kelas dan mendapatkan umpan balik.
C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Guru menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.
2. Guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam.
Sumber Belajar : http://www.talkeasy.co.uk/link/materials/esl11.html dan berbagai artikel yang berasal dari www.google.co.id yang diakses pada 9 agustus 2011
Penilaian
Aspek Penilaian Point Nilai
Spelling 0-5 kesalahan spelling 50
6-10 kesalahan spelling 45
11-15 kesalahan spelling 40
15-20 kesalahan spelling 35
> 20 kesalahan spelling 30
Total
Grammar 0-5 grammar errors 50
6-10 grammar errors 45
11-15 grammar errors 40
16-20 grammar errors 35
> 20 grammar errors 30
Total
LAMPIRAN
Practice 1
WHO AM I? Listen to your teacher. Match the clues to the pictures.
1. An oval face with fair complexion.
2. A square face with dark eyes.
3. A round face with black hair and dark eyes.
4. A square face with brown hair and brown eyes.
5. A square face with dark complexion and dark eyes.
Practice 2
Answer these following questions based on the picture. Then arrange a paragraph based on the answers. Number one is an example.
1. Who is he?
2. What is his job?
3. What does he look like?
Example:
1. He is Morgan Sm*sh.
2. He is a singer.
3. He has an oval face with fair complexion. He has small and dark eyes. He has black, short, and straight hair.
Practice 3
Choose a picture of PRACTICE 2. Then write a letter to a pen pal in the world.
Practice 4
Write a letter to a pen pal in the world. Tell him/her about yourself and your favorite artist/singer too.
Resume Mata Kuliah TIK Oleh Desi Nurul Anggraini S2 Pendidikan Bahasa UNJ Kelas PB-A
Resume Mata Kuliah TIK
Oleh Desi Nurul Anggraini
S2 Pendidikan Bahasa UNJ Kelas PB-A
1. Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) dalam Nurdin (2007) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana gambar berikut:
A. Fase pertama
Fase ini berlangsung pada akhir 1970an hingga awal 1980an merupakan fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
B. Fase kedua
Fase ini berlangsung pada akhir 1980an hingga awal 1990an merupakan fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
C. Fase ketiga
Fase ini berlangsung pada awal 1990an adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
D. Fase keempat
Fase ini berlangsung pada akhir 1990an hingga awal 2000an adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.
E. Fase kelima
Fase ini berlangsung pada akhir 2000 adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
2. TIK dalam Proses Pembelajaran
Teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan istilah teknologi pengajaran. Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Selanjutnya Sudjana mengatakan bahwa teknologi pengajaran adalah merupakan sebuah konsep yang kompleks sehingga memerlukan definisi yang kompleks pula. Definisi-definisi yang muncul hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan sebab tidak ada satu pun definisi yang lengkap. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi balajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Inovasi di bidang teknologi terutama teknologi informatika telah membawa paradigma baru dalam pendidikan dari berbagai aspek, antara lain perubahan dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran baru, dari teacher centered ke learner centered, sampai pada perubahan information delivery ke information exchange, sebagaimana digambarkan di bawah ini:
Tabel 1.
Arah Perubahan Pendidikan
Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Baru
1. Teacher centered (terpusat kepada guru)
2. Single media (satu media yg digunakan)
3. Isolated work (bekerja sendiri-sendiri)
4. Information delivery (pengirim informasi)
5. Factual knowledge based-learning (fakta pengetahuan berdasarkan pembelajaran) 1. Students centered (terpusat kepada siswa)
2. Multimedia (beragam media yg digunakan)
3. Collaborative work (kerja sama)
4. Information exchange (pertukaran informasi)
5. Critical thinking and informed decision making (berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan informasi)
(Indrianto, 2006)
Multimedia yang dimaksud dalam konteks paradigma baru diasumsikan sebagai penggunaan banyak media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.
Sementara itu program multimedia sebagai media pembelajaran yang juga merupakan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI) bisa dikelom-pokkan dalam format penyampaian pesannya (Hardjito, 2004) sebagai berikut:
A. Tutorial
Program ini merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik. Pada saat yang tepat yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
B. Drill and practice
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditam-pilkan secara acak sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan.
C. Simulasi
Program multimedia dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang di mana pengguna seolah-olah melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendaiian pembangkit listrik tenaga nukiïr dan lain-lain. Pada dasmya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat akan jatuh atau menabrak, perusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir.
D. Percobaan atau eksperimen
Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
E. Permainan
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajari suatu konsep.
Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan produk-produk TIK yang lebih canggih yang kalau dimanfaatkan seoptimal mungkin, ia dapat membawa nuansa dan perspektif baru dalam dunia pendidikan yang pada gilirannya akan dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan. Selain dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Banyak yang telah mengklaim bahwa perangkat komputer multimedia berikut piranti lunaknya sebagai salah satu produk TIK menjanjikan kegiatan yang cukup interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut tidak hanya mampu menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi, dan rekaman video. Ada beberapa perangkat lunak/ fasilitas TIK yang digunakan sebagai media pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1) CD-ROM
CD ROM adalah disket optik berdiameter 4.75 inchi yang digunakan sebagai media untuk menyimpan informasi dalam jumlah yang cukup besar (+ 600 MB), yang dapat diakses dan dibaca di monitor, atau dicetak melalui printer.
2) Internet
Internet adalah jaringan internasional yang mengkoneksikan ribuan bahkan jutaan komputer dengan muatan isi yang beragam, seperti pendidikan, pemerin-tahan, bisnis, budaya, dan teknologi. Jaringan internet ini memungkinkan individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer dari berbagai belahan dunia dengan biaya yang cukup terjangkau.
3) Sistem Manajemen Pembelajaran
Sistem manajemen pembelajaran yang dikenal dengan istilah Learning Management System (LMS) merupakan perangkat lunak dalam bentuk portal pembelajaran. Pada umumnya LMS menyediakan ruang bagi guru untuk menyimpan materi (upload) berikut tugas yang diberikan kepada siswa. Di lain pihak, LMS ini juga menyediakan ruang kepada siswa untuk mengerjakan atau menyetor tugas.
4) Authoring Program/Template Pengembangan Bahan Ajar
Authoring Program adalah template yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar. Program ini dapat dalam bentuk freeware (perangkat gratis) atau paket yang harus dibeli. Keuntungannya adalah guru dapat mengembangkan materinya sendiri sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
5) TV Edukasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi membawa pergeseran sistem pembelajaran menjadi berorientasi pada siswa. Dalam kondisi seperti ini, siswa harus lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan beragam. Untuk itu, Departemen Pendidikan Nasional telah menyediakan salah satu sumber belajar dalam bentuk siaran televisi pendidikan, yang diberi nama Televisi Edukasi berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, Televisi Edukasi adalah medium yang sangat bagus untuk membagi informasi dan bahan pendidikan kepada masyarakat secara luas.
3. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan Jarak Jauh secara tersurat sudah termaktub di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI Jalur, jenjang dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31 berbunyi : (1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tata muka atau regular; (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta system penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standard nasional pendidikan; (4) Ketentuan mengenai penyelenggarakan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pendidikan jarak jauh pada kondisi awal sudah dijalankan pemerintah melalui berbagai upaya, baik melalui Belajar Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Universitas Terbuka, mapun Pendidikan Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Departemen Pendidikan Nasional, melalui program pembelajaran multimedia, dengan program SLTP dan SMU Terbuka, Pendidikan dan Latihan Siaran Radio Pendidkan.
Berkenaan dengan itu, yang pasti sasaran dari program pendidikan jarak jauh tidak lain adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang belum tersentuh mengecap pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan tidak terkecuali anak didik yang sempat putus sekolah, baik untuk pendidikan dasar, menengah. Demikian pula bagi para guru yang memiliki sertifikasi lulusan SPG/SGO/KPG yang karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil, pedalaman, di pergunungan, dan banyak pula yang dipisahkan antar pulau, maka peluang untuk mendapatkan pendidikan melalui program pendidikan jarak jauh terbuka lebar.
Pendidikan jarak jauh sendiri adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Dalam pelaksanaanya tidak hanya hal-hal yang berhubungan dengan kuliah secara langsung saja yang dikirimkan ke peserta tapi juga berbagai masalah administrasi dan manajemennya.
Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternative pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan karena keterbatasan pengajar yang berkualitas.
Sarana penunjang dari pendidikan jarak jauh ini adalah teknologi informasi. Kemunculan teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online, baik pendidikan formal atau non formal, dengan menggunakan fasilitas internet.
Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge).Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan. Seorang lulusan sarjana dapat melanjutkan ke pendidikan magister secara online ke perguruan tinggi yang diminatinya
Penggunaan teknologi dalam menunjang suatu sistem pendidikan jarak jauh harus diperhatikan dari bentuk pendidikan yang diberikan. Untuk bidang bahasa Inggris salah satunya, pada akhir perkuliahan peserta dituntut untuk mempunyai reading dan listening skill yang baik, untuk itu medianya dapat berupa sound, gambar dan bentuk multimedia lainnya yang dapat di kirimkan melalui internet.
Untuk bahasa Inggris sendiri, banyak kemudahan yang didapatkan melalui pembelajaran ini, melalui internet, kaset, siaran TV edukasi, belajar bahasa Inggris tidak harus duduk dan bertatap muka dalm kelas dengan pengajar. Ujian pun diberikan setelah siswa mendapatkan materi, lalu diberikan kuis atau ujian yang harus dikerjakan siswa. Dengan ‘chat room’, siswa dapat berkomunikasi secara online dan mempraktekkan bahasa Inggris mereka. Latihan pengucapan pun ditampilkan dalam bentuk video.
Bila dibatasi pada web based distance learning maka pengguna atau dalam hal ini guru dan murid memerlukan fasilitas internet untuk tetap menjaga konektivitas dengan distance learning tersebut. Kemampuan peserta untuk tetap menjaga connectivity menentukan bagi kesinambungan suatu sistem pendidikan jarak jauh. Dengan cara inilah kita dapat menciptakan suatu internet based community di Indonesia.
Suatu sistem pendidikan jarak jauh dapat kita sederhanakan dan formulasikan sebagai berikut :
Materi pendidikan + teknologi untuk berinteraksi + guru = pembelajaran bagi murid
Apabila kita umpamakan suatu web based distance course sebagai suatu community maka di dalamnya harus dapat memfasilitasi bertemunya atau berinteraksinya murid dan guru. Agak sulit memang untuk memindahkan apa yang biasa dilakukan oleh guru di depan kelas kepada suatu bentuk web atau materi online yang harus melibatkan interaksi berbagai komponen di dalamnya. Adanya sistem ini membuat mentalitas dosen dan guru harus berubah dan sudah seharusnya, perbedaan karakteristik guru atau dosen dalam mengajar tidak tampak dalam metode ini.
Seperti layaknya sebuah sekolah atau universitas, metode ini juga harus mampu memberikan informasi perkuliahan kepada peserta. Informasi itu harus selalu dapat diakses oleh siswa dan dosen serta selalu ter-update setiap waktu.
Informasi yang sering dibutuhkan itu berupa silabus kuliah, jadwal kuliah, pengumuman, siapa saja peserta kuliah, materi kuliah dan penilaian atas prestasi siswa.
Bila dibuatkan suatu model maka suatu web based distance learning setidaknya memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
• Pusat kegiatan siswa
sebagai suatu community, web based distance learning harus mampu untuk menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa dimana mahasiswa dapat mengasah kemampuannya, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
• Interaksi dalam group
Disini para murid dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang telah diberikan oleh dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
• Personal administratif supporting system
dimana para siswa dapat me-review membershipnya dalam suatu course, menyediakan informasi siswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya
• General information
Menyediakan informasi umum untuk peserta atau pengunjung web pada umumnya. Serta menyediakan beberapa fasilitas untuk umum tanpa proses registrasi peserta terlebih dahulu.
• Pendalaman dan ujian
Biasanya dosen atau guru sering mengadakan quiz-quiz singkat dan tugas-tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh suatu web based distance learning
• Digital library
Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk sebagai suatu database.
• Materi online diluar materi kuliah
Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan-bahan bacaan dari web-web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan-bahan online lainnya untuk di publikasikan kepada peserta lainnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi concern utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material.
Ciri-ciri dari Distance Education(Pendidikan Jarak Jauh) antara lain adalah:
1. Sistem pendidikan yang pelaksanaanya memisahkan guru dan siswa baik jarak, waku atau kombinasi keduanya.
2. Penyampaian bahan ajar dilaksanakan dengan bantuan media e-learning, seperti mediacetak, media elektronik (audiovideo) atau computer.
3. Bahan ajarnya bersifat “mandiri”, untuk e- learning atau on line course bahan ajarnya disimpan dan disajikan di computer.
4. Komunikasi dua arah baik secaralangsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).
5. System pembelajarannya dilakukan secara sistematik, teratur dalam kurun waktu tertentu,kadang-kadang dilakukan pertemuan antara guru dan siswa baik dalam diskusi, tutorial, atau tatap muka namun untuk tatap muka tidak boleh mendominasi.
6. Guru sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif. Jadi guru dituntuk untuk menyajikan bahan ajar yang menarik, dan siswa harus aktif.
Infrastuktur dalam pendidikan jarak jauh diantaranya adalah:
a. Jaringan Internet :Jaringan Informasi Sekolah (JIS); WAN Kota (Wide Area Networks),ICT Center :(Information and Communication Technology Center) ; Jaringan Intranet/Internet
b. Program TV Edukasi
Pengembangan TV Edukasi :
Receiver TVE : menerima siaran langsung; Receiver dan Relay TVE : menerima siaran TVE; Receiver, Relay dan Studio Mini TVE : menerima siaran TVE, Menyebarluaskan siaran TVE, memancarkan siaran mandiri TV Lokal
c. E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). Kehadiran pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
d. Integrasi TV Edukasi dan ICT Center
DAFTAR PUSTAKA
http://yogapw.wordpress.com/2010/07/06/sejarah-pemanfaatan-tik-dalam-pendidikan/
http://ariefsetiawan80.blogspot.com/2011/02/sejarah-perkembangan-tik-dalam.html http://risyana.wordpress.com/2009/04/13/keuntungan-dan-kerugian-dalam-penggunaan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik
Ramadahan Kurnia Nusa. Pendidikan Jarak Jauh. onno.vlsm.org/v09/.../pendidikan-jarak-jauh-berbasis-web-1999.rtf. jam 20.04 tanggal 4 Februari 2012
Infrastruktur Pendidikan Jarak jauh . http://re-searchengines.com/0807jelarwin.html. jam 20.07, tanggal 4 Februari 2012.
Oleh Desi Nurul Anggraini
S2 Pendidikan Bahasa UNJ Kelas PB-A
1. Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) dalam Nurdin (2007) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana gambar berikut:
A. Fase pertama
Fase ini berlangsung pada akhir 1970an hingga awal 1980an merupakan fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
B. Fase kedua
Fase ini berlangsung pada akhir 1980an hingga awal 1990an merupakan fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
C. Fase ketiga
Fase ini berlangsung pada awal 1990an adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
D. Fase keempat
Fase ini berlangsung pada akhir 1990an hingga awal 2000an adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.
E. Fase kelima
Fase ini berlangsung pada akhir 2000 adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
2. TIK dalam Proses Pembelajaran
Teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan istilah teknologi pengajaran. Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Selanjutnya Sudjana mengatakan bahwa teknologi pengajaran adalah merupakan sebuah konsep yang kompleks sehingga memerlukan definisi yang kompleks pula. Definisi-definisi yang muncul hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan sebab tidak ada satu pun definisi yang lengkap. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi balajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Inovasi di bidang teknologi terutama teknologi informatika telah membawa paradigma baru dalam pendidikan dari berbagai aspek, antara lain perubahan dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran baru, dari teacher centered ke learner centered, sampai pada perubahan information delivery ke information exchange, sebagaimana digambarkan di bawah ini:
Tabel 1.
Arah Perubahan Pendidikan
Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Baru
1. Teacher centered (terpusat kepada guru)
2. Single media (satu media yg digunakan)
3. Isolated work (bekerja sendiri-sendiri)
4. Information delivery (pengirim informasi)
5. Factual knowledge based-learning (fakta pengetahuan berdasarkan pembelajaran) 1. Students centered (terpusat kepada siswa)
2. Multimedia (beragam media yg digunakan)
3. Collaborative work (kerja sama)
4. Information exchange (pertukaran informasi)
5. Critical thinking and informed decision making (berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan informasi)
(Indrianto, 2006)
Multimedia yang dimaksud dalam konteks paradigma baru diasumsikan sebagai penggunaan banyak media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.
Sementara itu program multimedia sebagai media pembelajaran yang juga merupakan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI) bisa dikelom-pokkan dalam format penyampaian pesannya (Hardjito, 2004) sebagai berikut:
A. Tutorial
Program ini merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik. Pada saat yang tepat yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
B. Drill and practice
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditam-pilkan secara acak sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan.
C. Simulasi
Program multimedia dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang di mana pengguna seolah-olah melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendaiian pembangkit listrik tenaga nukiïr dan lain-lain. Pada dasmya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat akan jatuh atau menabrak, perusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir.
D. Percobaan atau eksperimen
Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
E. Permainan
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajari suatu konsep.
Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan produk-produk TIK yang lebih canggih yang kalau dimanfaatkan seoptimal mungkin, ia dapat membawa nuansa dan perspektif baru dalam dunia pendidikan yang pada gilirannya akan dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan. Selain dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Banyak yang telah mengklaim bahwa perangkat komputer multimedia berikut piranti lunaknya sebagai salah satu produk TIK menjanjikan kegiatan yang cukup interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut tidak hanya mampu menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi, dan rekaman video. Ada beberapa perangkat lunak/ fasilitas TIK yang digunakan sebagai media pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1) CD-ROM
CD ROM adalah disket optik berdiameter 4.75 inchi yang digunakan sebagai media untuk menyimpan informasi dalam jumlah yang cukup besar (+ 600 MB), yang dapat diakses dan dibaca di monitor, atau dicetak melalui printer.
2) Internet
Internet adalah jaringan internasional yang mengkoneksikan ribuan bahkan jutaan komputer dengan muatan isi yang beragam, seperti pendidikan, pemerin-tahan, bisnis, budaya, dan teknologi. Jaringan internet ini memungkinkan individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer dari berbagai belahan dunia dengan biaya yang cukup terjangkau.
3) Sistem Manajemen Pembelajaran
Sistem manajemen pembelajaran yang dikenal dengan istilah Learning Management System (LMS) merupakan perangkat lunak dalam bentuk portal pembelajaran. Pada umumnya LMS menyediakan ruang bagi guru untuk menyimpan materi (upload) berikut tugas yang diberikan kepada siswa. Di lain pihak, LMS ini juga menyediakan ruang kepada siswa untuk mengerjakan atau menyetor tugas.
4) Authoring Program/Template Pengembangan Bahan Ajar
Authoring Program adalah template yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar. Program ini dapat dalam bentuk freeware (perangkat gratis) atau paket yang harus dibeli. Keuntungannya adalah guru dapat mengembangkan materinya sendiri sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
5) TV Edukasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi membawa pergeseran sistem pembelajaran menjadi berorientasi pada siswa. Dalam kondisi seperti ini, siswa harus lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan beragam. Untuk itu, Departemen Pendidikan Nasional telah menyediakan salah satu sumber belajar dalam bentuk siaran televisi pendidikan, yang diberi nama Televisi Edukasi berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, Televisi Edukasi adalah medium yang sangat bagus untuk membagi informasi dan bahan pendidikan kepada masyarakat secara luas.
3. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan Jarak Jauh secara tersurat sudah termaktub di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI Jalur, jenjang dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31 berbunyi : (1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tata muka atau regular; (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta system penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standard nasional pendidikan; (4) Ketentuan mengenai penyelenggarakan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pendidikan jarak jauh pada kondisi awal sudah dijalankan pemerintah melalui berbagai upaya, baik melalui Belajar Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Universitas Terbuka, mapun Pendidikan Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Departemen Pendidikan Nasional, melalui program pembelajaran multimedia, dengan program SLTP dan SMU Terbuka, Pendidikan dan Latihan Siaran Radio Pendidkan.
Berkenaan dengan itu, yang pasti sasaran dari program pendidikan jarak jauh tidak lain adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang belum tersentuh mengecap pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan tidak terkecuali anak didik yang sempat putus sekolah, baik untuk pendidikan dasar, menengah. Demikian pula bagi para guru yang memiliki sertifikasi lulusan SPG/SGO/KPG yang karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil, pedalaman, di pergunungan, dan banyak pula yang dipisahkan antar pulau, maka peluang untuk mendapatkan pendidikan melalui program pendidikan jarak jauh terbuka lebar.
Pendidikan jarak jauh sendiri adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Dalam pelaksanaanya tidak hanya hal-hal yang berhubungan dengan kuliah secara langsung saja yang dikirimkan ke peserta tapi juga berbagai masalah administrasi dan manajemennya.
Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternative pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan karena keterbatasan pengajar yang berkualitas.
Sarana penunjang dari pendidikan jarak jauh ini adalah teknologi informasi. Kemunculan teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online, baik pendidikan formal atau non formal, dengan menggunakan fasilitas internet.
Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge).Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan. Seorang lulusan sarjana dapat melanjutkan ke pendidikan magister secara online ke perguruan tinggi yang diminatinya
Penggunaan teknologi dalam menunjang suatu sistem pendidikan jarak jauh harus diperhatikan dari bentuk pendidikan yang diberikan. Untuk bidang bahasa Inggris salah satunya, pada akhir perkuliahan peserta dituntut untuk mempunyai reading dan listening skill yang baik, untuk itu medianya dapat berupa sound, gambar dan bentuk multimedia lainnya yang dapat di kirimkan melalui internet.
Untuk bahasa Inggris sendiri, banyak kemudahan yang didapatkan melalui pembelajaran ini, melalui internet, kaset, siaran TV edukasi, belajar bahasa Inggris tidak harus duduk dan bertatap muka dalm kelas dengan pengajar. Ujian pun diberikan setelah siswa mendapatkan materi, lalu diberikan kuis atau ujian yang harus dikerjakan siswa. Dengan ‘chat room’, siswa dapat berkomunikasi secara online dan mempraktekkan bahasa Inggris mereka. Latihan pengucapan pun ditampilkan dalam bentuk video.
Bila dibatasi pada web based distance learning maka pengguna atau dalam hal ini guru dan murid memerlukan fasilitas internet untuk tetap menjaga konektivitas dengan distance learning tersebut. Kemampuan peserta untuk tetap menjaga connectivity menentukan bagi kesinambungan suatu sistem pendidikan jarak jauh. Dengan cara inilah kita dapat menciptakan suatu internet based community di Indonesia.
Suatu sistem pendidikan jarak jauh dapat kita sederhanakan dan formulasikan sebagai berikut :
Materi pendidikan + teknologi untuk berinteraksi + guru = pembelajaran bagi murid
Apabila kita umpamakan suatu web based distance course sebagai suatu community maka di dalamnya harus dapat memfasilitasi bertemunya atau berinteraksinya murid dan guru. Agak sulit memang untuk memindahkan apa yang biasa dilakukan oleh guru di depan kelas kepada suatu bentuk web atau materi online yang harus melibatkan interaksi berbagai komponen di dalamnya. Adanya sistem ini membuat mentalitas dosen dan guru harus berubah dan sudah seharusnya, perbedaan karakteristik guru atau dosen dalam mengajar tidak tampak dalam metode ini.
Seperti layaknya sebuah sekolah atau universitas, metode ini juga harus mampu memberikan informasi perkuliahan kepada peserta. Informasi itu harus selalu dapat diakses oleh siswa dan dosen serta selalu ter-update setiap waktu.
Informasi yang sering dibutuhkan itu berupa silabus kuliah, jadwal kuliah, pengumuman, siapa saja peserta kuliah, materi kuliah dan penilaian atas prestasi siswa.
Bila dibuatkan suatu model maka suatu web based distance learning setidaknya memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
• Pusat kegiatan siswa
sebagai suatu community, web based distance learning harus mampu untuk menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa dimana mahasiswa dapat mengasah kemampuannya, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
• Interaksi dalam group
Disini para murid dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang telah diberikan oleh dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
• Personal administratif supporting system
dimana para siswa dapat me-review membershipnya dalam suatu course, menyediakan informasi siswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya
• General information
Menyediakan informasi umum untuk peserta atau pengunjung web pada umumnya. Serta menyediakan beberapa fasilitas untuk umum tanpa proses registrasi peserta terlebih dahulu.
• Pendalaman dan ujian
Biasanya dosen atau guru sering mengadakan quiz-quiz singkat dan tugas-tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh suatu web based distance learning
• Digital library
Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk sebagai suatu database.
• Materi online diluar materi kuliah
Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan-bahan bacaan dari web-web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan-bahan online lainnya untuk di publikasikan kepada peserta lainnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi concern utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material.
Ciri-ciri dari Distance Education(Pendidikan Jarak Jauh) antara lain adalah:
1. Sistem pendidikan yang pelaksanaanya memisahkan guru dan siswa baik jarak, waku atau kombinasi keduanya.
2. Penyampaian bahan ajar dilaksanakan dengan bantuan media e-learning, seperti mediacetak, media elektronik (audiovideo) atau computer.
3. Bahan ajarnya bersifat “mandiri”, untuk e- learning atau on line course bahan ajarnya disimpan dan disajikan di computer.
4. Komunikasi dua arah baik secaralangsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).
5. System pembelajarannya dilakukan secara sistematik, teratur dalam kurun waktu tertentu,kadang-kadang dilakukan pertemuan antara guru dan siswa baik dalam diskusi, tutorial, atau tatap muka namun untuk tatap muka tidak boleh mendominasi.
6. Guru sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif. Jadi guru dituntuk untuk menyajikan bahan ajar yang menarik, dan siswa harus aktif.
Infrastuktur dalam pendidikan jarak jauh diantaranya adalah:
a. Jaringan Internet :Jaringan Informasi Sekolah (JIS); WAN Kota (Wide Area Networks),ICT Center :(Information and Communication Technology Center) ; Jaringan Intranet/Internet
b. Program TV Edukasi
Pengembangan TV Edukasi :
Receiver TVE : menerima siaran langsung; Receiver dan Relay TVE : menerima siaran TVE; Receiver, Relay dan Studio Mini TVE : menerima siaran TVE, Menyebarluaskan siaran TVE, memancarkan siaran mandiri TV Lokal
c. E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). Kehadiran pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
d. Integrasi TV Edukasi dan ICT Center
DAFTAR PUSTAKA
http://yogapw.wordpress.com/2010/07/06/sejarah-pemanfaatan-tik-dalam-pendidikan/
http://ariefsetiawan80.blogspot.com/2011/02/sejarah-perkembangan-tik-dalam.html http://risyana.wordpress.com/2009/04/13/keuntungan-dan-kerugian-dalam-penggunaan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik
Ramadahan Kurnia Nusa. Pendidikan Jarak Jauh. onno.vlsm.org/v09/.../pendidikan-jarak-jauh-berbasis-web-1999.rtf. jam 20.04 tanggal 4 Februari 2012
Infrastruktur Pendidikan Jarak jauh . http://re-searchengines.com/0807jelarwin.html. jam 20.07, tanggal 4 Februari 2012.
Langganan:
Postingan (Atom)